VIAGRA ASLI

  • Home
  • Menu
  • Menu 1
  • Menu 2
  • Menu 3

Mengenai Saya

VIAGRA
Lihat profil lengkapku
Beranda » Air Terjun » Cerita » Curug » Fiksi » Curug Citambur, Curahan Anugerah Tuhan di Perbatasan Bandung Cianjur

Curug Citambur, Curahan Anugerah Tuhan di Perbatasan Bandung Cianjur

Malam itu nampak dingin diiringi gemericik hujan di bulan November, Angga nampak asyik membuka-buka halaman Facebooknya.  Ditemani gelas besar berisi air putih yang nampak tinggal seperempatnya lagi. Disana juga ada handphone dan juga charger yang masih tetap menancap walaupun sudah terlepas dari tugasnya mengisi baterai handphone yang kini nampak sepi tak berdering. Seolah sedang beristirahat dari rutinitas padatnya di siang hari, handphone itu hanya diam dan hanya menggerakan angka jam saja menuju pukul 00.45.
 
Entah apa yang membuat Angga masih bisa terjaga malam itu, belum ada tanda-tanda  kegiatannya hari ini akan segera berakhir di peristirahatan sementaranya, bukan yang terakhir. Mungkin segelas kopi hitam yang diminumnya selepas Isya tadi cukup untuk membuatnya tahan terjaga hingga sekarang. Memutar-mutar scroll mouse komputernya sambil sesekali gerakan bola matanya mencari-cari sesuatu.
 
Malam itu ia membuka kembali album fotonya ketika berpetualang ke daerah Cianjur. Tepatnya ke tempat bernama Curug Citambur, begitulah nama  yang tertulis di album foto Facebook yang sedang ia buka. Di dalamnya mungkin ada beberapa foto yang membuatnya mengingat kembali pengalaman menarik yang pernah ia rasakan di sana.
 
Foto yang sedang dilihatnya malam itu adalah foto dirinya yang sedang berpose di depan Curug Citambur. Dulu foto itu diambil oleh si Yusni yang memang sering menjadi teman seperjuangan  si Angga dalam berpetualang mencari tempat-tempat baru yang belum banyak dikunjungi orang-orang. Yusni memang pandai mengambil foto dengan sudut pengambilan yang unik, membuat setiap foto yang diambil terlihat berbeda. Dalam foto itu Angga nampak sedang berdiri di depan Curug Citambur yang terlihat megah dengan sudut pengambilan gambar dari bawah.

 
Curug atau Air Terjun Citambur ini memiliki tinggi sekitar 100 meter. Terletak di antara perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Walaupun letaknya di Kabupaten Cianjur, namun tempat ini lebih dekat jika ditempuh dari wilayah Ciwidey. Jaraknya sekitar 80 km dari kota Bandung atau sekitar 40 km dari Ciwidey. Bagi masyarakat di daerah Ciwidey, mungkin sudah terbiasa mendengar nama Curug ini. Tapi lain halnya dengan masyarakat di daerah lain, terutama di Kota Bandung. Nama Curug Cimahi atau Curug Malela mungkin lebih populer di telinga orang Bandung di bandingkan nama Curug Citambur. Konon Curug Citambur ini termasuk kedalam sepuluh air terjun tertinggi di Indonesia.
 
Melihat foto itu membuat Angga kembali mengingat pengalaman mengesankannya itu. Di foto itu terlihat airnya nampak deras jatuh dari ketinggian, butiran air nampak memutih di sekitar jatuhannya. Di foto itu Angga berdiri sisi sebelah kanan dari Curug Citambur ini yang merupakan spot terdekat dengan jatuhan air yang bisa dijangkau. Terlihat ribuan meter kubik air jatuh ke dasar curugan, bergemuruh. Konon dulu debit air Curug ini lebih besar daripada sekarang sehingga jatuhan air nya mengeluarkan suara burr..burr.. yang terdengar dari kejauhan, oleh sebab itulah Curug ini diberi nama Citambur.

 
Melihat jatuhan air di foto itu, Angga semakin bisa mengingat pengalaman saat semakin mendekat ke arah curug, butiran air yang terbawa angin semakin deras menerpa. Kamera dan juga pakaian pun bisa dibuat basah olehnya. Terkadang angin menerpa cukup kencang bisa membuat badan tidak seimbang saat berdiri di ujung-ujung batu dekat Curug Citambur ini. Dia masih ingat betul ketika dirinya juga sempat merasa pusing saat berdiri mengambil beberapa foto di puncak-puncak batu dekat Curug Citambur ini. Apalagi saat melihat ke dasar lembah tempat aliran Curug ini mengalir, terlihat sangat dalam dan juga membuat setiap orang penasaran ingin mencoba berenang menikmati airnya.
 
Namun, semua keindahan itu tidaklah didapat dengan mudah. Curug Citambur ini terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung dan Cianjur dan jika kita hendak menuju tempat ini dari wilayah Bandung, maka akses jalan terdekat adalah dari wilayah Ciwidey.
 
Dari Ciwidey kita masih harus menempuh jarak sekitar 10 km menuju perkebunan teh Sinumbra. Di sini kita akan disuguhi pemandangan perkebunan Teh yang sangat indah, kondisi jalan lumayan baik namun semakin lama semakin banyak ditemui aspal mengelupas di sana sini. Jika menggunakan sepeda motor, kita tak bisa melaju lebih dari 30km/jam karena sesekali harus melambat melewat jalanan dengan aspal rusak dan jalanan berpasir. Namun sejauh ini perjalanan masih menyenangkan untuk dinikmati, terutama beberapa spot pemandangannya yang menggoda kita untuk berhenti sejenak menikmati pemandangan hijau sepanjang mata memandang
 
Sesekali kita akan berpapasan dengan sepeda motor berplat F, karena walaupun masih masuk wilayah Kabupaten Bandung, namun rupanya banyak juga orang Cianjur yang menggunakan jalur ini untuk menuju wilayah Bandung daripada harus melewati Cianjur Kota yang jaraknya bisa sampai tiga kali lipat lebih jauh.
Jalanan berliku dengan kontur menurun harus kita lalui untuk menuju Curug Citambur ini, terkadang juga kita menemui jalanan bercabang yang lumayan membingungkan. Jika memang bingung, ikuti saja jalur jalan yang lebar. Tanyakan saja jalur menuju desa Cipelah karena desa inilah yang menjadi titik checkpoint perjalanan menuju Curug Citambur ini
 
Jarak dari Perkebunan Sinumbra menuju desa Cipelah sekitar 20 kilometer, bisa ditempuh dengan waktu sekitar satu jam karena laju kendaraan tak bisa lebih dari 30km/jam, dan rupanya sepanjang itulah jalanan dengan kondisi baik yang bisa kita temui. Setelah melewati Desa Cipelah, yakni daerah pasar semacam alun-alun, maka jalanan yang kita lewati mulai memprihatinkan.
 
Selepas Desa Cipelah jalanan yang kita lewati semakin membuat badan bergetar. Bukan lagi jalanan aspal yang kita lewati, melainkan seperti susunan batu yang dibuat untuk penderita rematik yang biasa terdapat di Taman Lansia. Semakin menakutkan ketika jalanan yang kita lewati merupakan turunan atau tanjakan karena ban motor terasa selip ketika menanjak ataupun ketika melambat melewati turunan. Jika berboncengan sudah pasti kita akan was-was melewati jalanan ini, sesekali pengendara yang berboncengan berdua harus berhenti dan turun karena takut jatuh atau motor tidak bisa menanjak. Ini terjadi di musim kemarau, lalu bagaimana jika di musim penghujan. Rasanya bukan ide bagus untuk berkunjung ke Curug Citambur di musim penghujan. Melihat jalanan seperti ini, rasanya khawatir jika membawa wanita hamil kesini, bisa-bisa keguguran di jalan.
 
Dalam perjalanan pergi menuju Curug Citambur ini kita akan menemui sebuah turunan di daerah Cisabuk (kalau tidak salah). Turunan yang berbatu dan lumayan licin yang harus kita lewati dengan penuh keberanian. Di sekitarnya sudah banyak warga yang berdiri di pinggir jalan, bersiaga membantu pengendara yang mungkin bisa saja terjatuh. Mereka biasanya akan berkata "lalaunan jang, leueur" (Pelan-pelan, nak.. licin). Memang jalanannya licin dan warga disana berinisiatif menaburi turunan tersebut dengan semacam kulit padi (huut dalam bahasa sunda) agar jalanan tidak terlalu licin, namun tetap saja membuat ban motor sedikit selip kala melewatinya. Warga di sini mungkin sudah terbiasa melihat pengendara terjatuh di sini karena terdapat beberapa bekas selip dan goresan motor yang jatuh. Ngeri.
 
Jika kita sudah sampai di sebuah SD (kalau tidak salah namanya SD Cipelah) terlihat di kejauhan garis putih membujur memotong perbukitan. Ada banyak air terjun yang bisa kita saksikan dari kejauhan disini. Tak jauh dari sana kita melewati sebuah gapura bercat biru. Inilah perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur. Setelah melewati Gapura tersebut, jalanan kembali mulus-lus-lus seperti jalanan perkotaan. Jalanan di wilayah Kabupaten Cianjur ini memang lebih baik daripada jalanan di sepanjang wilayah Kabupaten Bandung mulai dari Perkebunan teh Sinumbra hingga Cipelah.
 
Pintu masuk Curug Citambur terdapat di sebelah kanan jalan, tepat di depan kantor desa Karang Jaya. Begitu masuk akan ada sebuah pemandangan berupa Danau atau Situ Rawasuro. Tiket masuk tempat wisata ini cukup murah, tiga ribu rupiah untuk satu orang pengunjung.
 
Sekitar 200 meter dari pintu masuk, kita harus melalui jalanan berbatu untuk sampai di tempat parkir berupa lapangan tanah berumput. Dari sini kita bisa melihat Air Terjun yang jatuh dari atas tebing di ketinggian sekitar 100 meter. Inilah dia Curug Citambur, Curahan Anugerah Tuhan di Perbatasan Bandung Cianjur.
Memang terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang indah diperlukan juga usaha yang tidak mudah untuk mendapatkannya. Dan pengalaman Angga saat berkunjung ke Curug Citambur ini juga merupakan sesuatu yang indah hingga masih akan terus tersimpan di benaknya hingga waktu yang lama.
 
Waktu terus beranjak menuju dini hari, kokok ayam mulai terdengar di kejauhan. Sembari mulai menutup satu persatu halaman Facebooknya malam itu, angga kemudian membereskan ingatannya. Disiapkannya segenap hati dan pikirannya untuk diistirahatkan. Malam itu menuju dini hari barulah Angga bisa kemudian menutup matanya sembari terus mengingat pengalaman indah berkunjung ke Curug Citambur
Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari VIAGRA ASLI. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow VIAGRA ASLI dengan mengklik tombol di bawah ini:

follow mas sugeng

Artikel keren lainnya:

Blogger Templates
Ditulis oleh VIAGRA pada tanggal
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

  • Mengulas Kelemahan dan Kelebihan Sepeda Motor Vega ZR Menurut Pengalaman Pribadi
    Yamaha Vega ZR mulai banyak berkeliaran menjelajahi jalanan Indonesia semenjak tahun 2009. Sepeda motor ini lahir sebagai adik kandung dari ...
  • Vega ZR Susah Hidup?! Mungkin Ini Penyebabnya..
    Ini adalah pengalaman pribadi saya selama hampir 4 tahun ini mengendarai Vega ZR. Sepeda motor keluaran Yamaha yang sudah setia menemani say...
  • Jalan-Jalan ke Pantai Jayanti, Membelah Jalur Ciwidey - Cidaun
    Bingung weekend Sabtu Minggu mau jalan-jalan kemana? Diem di rumah terus bosan? Mungkin itu juga yang dulu saya rasakan ketika akhirnya saya...
  • Batu Opal atau Batu Kalimaya, Batu Yang Dipercaya Memiliki Unsur Mistis
    Salah satu jenis batu akik yang dikenal oleh para kolektor adalah batu opal. Batu Opal di Indonesia disebut juga sebagai Kalimaya atau Bidur...
  • Tutorial Membuat Cat Tembok Berkualitas - Mengenal Binder Sebagai Bahan Baku Utama Pembuatan Cat Tembok
    Binder atau Resin adalah bahan baku yang berfungsi membentuk film pada cat tembok. Kualitas binder yang digunakan akan sangat mempengaruhi c...
  • Mengenal Batu Amethyst atau Batu Kecubung Wulung, Batu Yang Dipercaya Bisa Memikat Pujaan Hati
    Amethyst atau yang di Indonesia disebut sebagai batu Kecubung merupakan jenis batuan mineral kuarsa. Penamaan batu ini berasal dari bahasa Y...
  • Tips Memperbaiki Sepatu yang Rusak dengan Mudah
    Terkadang dengan alasan suka atau nyaman dipakai, sepasang sepatu menjadi lebih sering anda pakai dari pada sepatu lainnya yang anda miliki....
  • Jalan-Jalan ke Curug Citambur, Curug di Wilayah Selatan Bandung, Perbatasan Bandung Cianjur
    Curug Citambur, sebuah air terjun di ketinggian sekitar 100 meter. Terletak di antara perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, te...
  • Inilah 7 Tips Agar Tidur Jam Sembilan Malam Setiap Hari
         "Tidur Malam" merupakan salah satu aktivitas wajib yang harus menjadi kebiasaan kita setiap hari. Dengan tidur malam yang cuk...
  • Tutorial Membuat Cat Tembok Berkualitas - Mengenal Jenis-Jenis Cat Tembok
    Cat Tembok memiliki jenis yang beragam di pasaran. Mulai dari harga yang murah sekitar 80 ribu rupiah per pail (20 liter) hingga 2 sampai 3 ...
Copyright © 2014 VIAGRA ASLI - Powered by jasa seo
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler jasa seo viagra asli alat bantu sex mebel jepara